Musim kemarau tiba, saatnya Petani di Rembang menanam tembakau setelah padi kemarin. Awal tanam yang masih diguyur hujan terasa sangat membantu dalam proses penanaman dalam tumbuh kembang tanaman.
Komoditas tembakau di Rembang cukup mendapat perhatian lebih, karena dirasa sangat membantu dalam peningkatan kesejahteraan keluarga. Meski disatu dari awal penyebaran benih melalui bedengan hingga menjadi tembakau rajang kering butuh tenaga ekstra keras.
Tanaman tembakau ditanam dengan jarak 40x80 sekitar selama 3 bulan mulai petik daun dari bawah.
Tanaman ini cukup cocok dibudidayakan di Rembang yang mayoritas berlahan kering dan sawah tadah hujan. Karena selama hidupnya, tanaman ini hanya memerlukan air sekitar 1liter.
Setelah Petani memproses hingga menjadi tembakau rajang kering, kemudian hasil disetorkan untuk dijual dengan mitra PT. Sadana Arifnusa yang bertempat di desa Kemadu kecamatan Sulang. Hasil petani didapat sesuai grade tembakau yang ditentukan oleh Grader dari pihak perusahaan sekitar harga 9rb/kg - 50rb/kg.
Penentuan grade tembakau selama ini dirasa kurang terbuka dan berpihak para petani, sehingga sering terjadi kendala terkait grade yang mempengaruhi harga.
Hal yang demikian perlu menjadi perhatian lebih oleh perusahaan yang menjadi mitra Petani dan tentu pemerintah harus memberikan timbal balik secara langsung melalui dana bagi hasil cukai tembakau. Tentu penerimaan dana tersebut harus tepat sasaran terhadap pengembangan dan kemajuan petani tembakau, jangan sampai dana yang menjadi haknya petani selalu digunakan dengan hal-hal yang bersifat hedonis pihak tertentu dan makin memberatkan Petani.
Jurnalis: Mahmudi