Dalam seminar Webinar yang dilaksanakan Serikat Petani Indonesia (SPI) bekerjasama dengan Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) pada kamis, 23 April 2020, Dr. Andriko Noto Susanto selaku Kepala Pusat ketersediaan dan kerawanan pangan sampaikan arahan Menteri Pertanian. Bahwa, stok pangan aman, pertanian harus menjadi pemenang, pangan rakyat tidak boleh bersoal. Namun sayangnya, kampanye dampak Covid-19 tidak diimbangi dengan informasi gamblang terkait nasib Petani selaku aktor produsen pangan di lapangan. Khususnya Pemerintah tidak menjamin harga hasil panen yang semakin hari membuat Petani terpuruk.
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa wilayah menyebabkan produsen pangan (Petani) mengalami kesulitan dalam memasarkan hasil panen karena daya serap pasar sangat rendah. Pasar sepi pengunjung, restauran, hotel, warung banyak yang tutup sehingga berpengaruh pada penyerapan komoditas cabai.
Di tingkat Petani Rembang, harga cabai rawit saat ini hanya 1500/kg dan cabai merah keriting 4000/kg. Sedangkan, perkembangan harga tingkat konsumen di Pasar utama Ibukota Provinsi Jawa Tengah tepatnya di Pasar Johar harga cabai merah keriting terpantau 8000/kg. Karena pasar terbesar dari hasil komoditas pertanian Jawa Tengah adalah Jakarta. Sungguh ironis nasib Petani.
Faizin, salah satu Petani cabai asal desa Menoro kecamatan Sedan mengaku bingung disituasi pandemi virus corona (Covid-19) yang membuat harga pangan anjlok. Sedangkan, Pemerintah belum menyentuh secara langsung kepada Petani. Dalam musim tanam cabai merah keriting (CMK) kali ini, Faizin menanam sebanyak 7000 populasi tanaman dengan modal yang dikeluarkan sebesar 13juta.
Untuk itu, Mahmudi Ketua Serikat Petani Indonesia (SPI) cabang Rembang berharap agar Pemerintah segera berikan stimulus terhadap sektor pangan. Entah itu diberikan subsidi terhadap jaminan harga pembelian yang menguntungkan bagi pelaku produsen pangan oleh pemerintah ketika harga jual dari petani anjlok. Jangan hanya bantuan pupuk yang belum tepat sasaran dan cenderung menumpuk.
Pemerintah jangan hanya berikan stimulus bantuan untuk input produksi saja, namun output juga sangat penting untuk dipertimbangkan. Kasus Faizin adalah satu contoh kasus di antara banyak kasus serupa yang dialami petani secara langsung akibat dari wabah virus corona (Covid-19) sehingga patut di support. Semoga kita semua selalu diberi kesehatan oleh Allah SWT dan Indonesia segera dihindarkan dari virus corona ini," tutup Mahmudi.
Admin SPI Rembang
Kontak selanjutnya:
Mahmudi - Ketua SPI Rembang(+62 821 3822 1920)
Faizin - Petani Cabai Menoro(+62 813 9076 7476)