Sesaji dibawa ke kapal Jukung yang berada dibarisan depan diikuti oleh rombongan kapal warga Dasun. Jarak muara sungai dengan Pulau Gosong sekitar 2,5-3km dengan waktu tempuh satu jam. Sesampai di Pulau Gosong, prosesi berdoa bersama atau bancaan dilakukan kembali lanjut makan bersama pula. Setelah selesai, sesaji di larung ke tengah laut dengan diapungkan oleh beberapa warga yang menjadi akhir dari ritual larung sesaji.
Menurut Nur Sa'fi warga Dasun rt03/rw01, sesaji kepala kambing beserta makanan juga kelapa muda dilarungkan ke laut agar nanti bisa diambil oleh warga lain yang berada di luar Desa Dasun sebagai wujud dari sodaqoh atau sedekah. Sedang bagian badan kambing dimanfaatkan oleh warga Dasun sendiri untuk bancaan bersama atas rasa syukur kepada Yang Kuasa atas nikmat dan keberkahan yang dilimpahkan kepada masyarakat Dasun yang mayoritas berprofesi sebagai Nelayan (rajungan, cumi, kepiting, udang dan rebon) dan Petani (tambak garam saat kemarau dan bandeng saat musim basah).
Prosesi ini, secara turun temurun telah dilakukan dan menjadi tradisi setiap tahunnya hingga kini. Sehingga mayoritas masyarakat Dasun terlibat hingga masyarakat secara luas bahkan tamu dari luar Kabupaten Rembang.